Sabtu, 06 Juli 2013

Pemasaran

Pemasaran
Properti memang selalu menarik baik dari sisi investasi maupun bisnisnya. Dan lebih sempit lagi adalah bicara tentang Real Estate Marketing di Indonesia. Seberapa besarkah peluang Real Estate Marketing ini.
Data di Kemenpera menyatakan bahwa lebih dari 13 juta keluarga membutuhkan tempat tinggal. Lahan makin sempit, perijinan makin rumit dan manusia bertambah banyak. Maka properti menjadi produk konsumsi primer yang menjadi rebutan.
Sekarang coba kita hitung saja peluangnya. Jika harga properti bersubsidi versi pemerintah adalah 88 juta rupiah. Maka potensi penjualan properti di Indonesia adalah sebesar 1,144 trilyun rupiah. Wow fantastis!
Itu baru dari sisi penyedia properti. Bagaimana dari sisi Real Estate Marketing? Anggap saja bonus marketing properti antara 1%-2,5%. Mari kita ambil 1%nya saja, maka potensi bonus bagi Real Estate Marketing sebesar 11,44 trilyun rupiah! Wow!
Itu kita baru berhitung angka pahit alias angka minimal bila 13 juta keluarga semuanya terpenuhi. Berarti potensi penghasilan Real Estate Marketing sangatlah besar.

Pemasaran merupakan ujung tombak dari bisnis properti. Sebagus apapun kita sebagai developer membangun perumahan namun jika pemasarannya loyo hasilnya sama dengan NOL BESAR. Karena penjualan merupakan kunci sukses kita sebagai developer.
Ada banyak cara untuk memasarkan properti yang sedang kita bangun seperti melalui kerjasama dengan broker properti profesional, memasang iklan di koran, internet, sebar brosur, bekerjasama dengan koperasi dan lain sebagainya.
Kunci dari pemasaran yang efektif adalah kita selalu mengadakan tes dan ukur dari setiap strategi pemasaran yang kita lakukan. Jika tidak melakukan tes dan ukur maka biaya pemasaran akan semakin membengkak tanpa bisa mendapatkan penjualan yang berarti.
Cara termudah mengukur efektifitas dari iklan kita adalah dengan memberi nomor telepon yang berbeda di setiap media iklan yang kita gunakan. Misalnya kita menggunakan nomor selular dari operator A untuk iklan di koran, operator B untuk  di brosur, operator C untuk iklan di internet.
Dengan mengadakan tes dan ukur, kita bisa mengatahui tingkat efektifitas dari pemasaran yang kita lakukan. Sebenarnya tidak ada cara jitu untuk memasarkan properti.

Beberapa Strategi Pemasaran
1 Bentuk Aliansi
Bentuk aliansi dengan profesional real estate lainnya di daerah Kita seperti pengurus hipotek, penilai properti. Dengan merujuk klien kepada orang lain, mereka, pada gilirannya, akan mengirim cara bisnis Kita. Bentuk pemasaran gratis dapat membantu mengurangi biaya pemasaran keseluruhan serta menghemat jumlah waktu yang dibutuhkan untuk mencari calon pelanggan.


2 Tetap Berhubungan Dengan Klien
Tetap berhubungan dengan klien, bahkan setelah mereka membeli atau menjual rumah. Mudah, tanpa biaya metode komunikasi adalah mengirimkan newsletter email biasa diisi dengan tips perawatan rumah dan informasi mengenai perubahan di pasar real estat. Ini akan membuat Kita ada dalam pikiran mereka untuk waktu berikutnya jika mereka akan membeli, menjual. Kemungkian besar mereka juga akan merekomendasikan ke pada teman-temannya.
3 Gunakan Internet
Gunakan Internet untuk meningkatkan upaya pemasaran Anda. Untuk biaya, website seperti Obeo.com atau tokobagus.com memungkinkan Anda untuk menggunakan virtual tours untuk menyediakan cara tambahan untuk klien potensial untuk melihat rumah dijual. Hal ini dapat lebih efektif daripada posting foto, karena menawarkan fitur pembeli seperti mampu untuk melihat apa rumah akan terlihat seperti jika itu dicat warna yang berbeda.


4 Hindari Telpon
Membuat panggilan dingin melalui telepon jauh lebih sulit, dan Anda mungkin akan dianggap mengganggu oleh klien potensial. Sebaliknya, berusaha untuk bertemu orang-orang secara pribadi dengan menghadiri acara publik seperti pameran dan acara olahraga , dan bergabung dengan organisasi masyarakat seperti kamar dagang. Anda akan mendapatkan untuk bertemu orang-orang dalam pengaturan yang lebih santai, dan Anda bisa bertukar kartu bisnis.




5 Gunakan Media Sosial
Gunakan situs-situs media sosial seperti Twitter sebagai alat pemasaran gratis. Sosial media memungkinkan Anda untuk mengirim pandangan dan informasi tentang real estate, dan jaringan dengan profesional real estat serta orang-orang yang mungkin berada di pasar untuk membeli atau menjual rumah. Hal ini juga dapat membantu Kita menjangkau orang-orang dari daerah yang berbeda yang mungkin mempertimbangkan untuk pindah ke kota Kita.

6 Strategi Open House
Strategi open house untuk menciptakan kepercayaan kepada konsumen. Konsumen lebih tertarik untuk mengunjungi langsung lokasi hunian yang ditawarkan sebelum akhirnya mereka memutuskan untuk membeli produk tersebut.
7 Jam Layanan yang Fleksibel
Anda memberikan ruang transaksi yang luas, mendahulukan kepentingan pembeli dengan bersedia melakukan transaksi kapan saja.





8 Beberapa Faktor  strategi marketing sukses, antara lain
a. Waktu
Waktu merupakan faktor penting untuk sukses tidaknya membangun properti. Sebelum membangun perumahan/apartemen, analisa dulu apakah masyarakat di sekitar telah siap dengan keberadaan perumahan/apartemen. Penguasaan daerah dan pemahaman budaya masyarakat di sekitar dapat membantu sukses atau tidaknya properti yang akan dibangun.

"Dapat lokasi bagus di Mojokerto, tapi masyarakatnya belum siap dengan apartemen, ujung-ujungnya bisa tidak laku,"

b. Kepercayaan
Kepercayaan kepada developer akan sejalan dengan pengalaman. Developer yang baik akan membangun "estate development" di propertinya untuk membantu konsumen penghuni. "Banyak orang tak suka dicuekin developer, sudah laku jalan dibiarkan bolong-bolong.
Trust juga dapat dibangun dengan menjalin kerjasama dengan bank-bank besar.
 Bank besar pasti sudah melakukan uji kelayakan sebelum bekerjasama dengan pengembang properti. Selain itu, trust juga dapat dibangun dengan menggunakan nama besar tokoh masyarakat untuk dijadikan komisaris.
"Mantan menteri diangkat jadi komisaris utama dan melakukan ground breaking. Ini dapat meningkatkan kepercayaan.

c. Konsep
Banyak properti murah tidak laku karena tidak memiliki konsep yang jelas. Setelah memiliki konsep, pengembang harus membangun pusat keramaian terlebih dulu agar properti dapat hidup.

d. Strategi harga
Banyak developer  properti yang menjual rumah dengan harga per meternya lebih mahal, namun lebih laris. Buatlah unit-unit lebih kecil dan buatlah program cicilan lebih panjang untuk membuat efek psikologis murah di mata konsumen. "Bukan murah yang menang, tapi efek psikologis," katanya.

Pengembang dapat berkorban sedikit dengan menjual murah untuk unit awal. Saat penjualan telah mencapai 60-70 persen maka biasanya telah balik modal dan  itu merupakan saat tepat untuk menaikkan harga penjualan 10-15 persen. Saat unit telah terjual 90 persen, harga dapat dinaikkan 15 persen namun buatlah program cicilan lebih panjang.

e. Unit Terbatas
Bangunlah properti dengan unit-unit terbatas agar tidak terjadi oversupply dan menjaga agar harga tetap tinggi. "Jangan langsung bangun 1.000 rumah, namun pecah jadi unit-unit kecil seperti per 100 rumah. Jika sudah terjual 70 unit maka pasang iklan terjual 70 persen untuk meningkatkan kepercayaan konsumen dalam membeli rumah.

f. Area Komersial
Dalam membangun properti harus ada area komersil untuk menarik orang. Cari anchor tennant seperti Carrefour, Bioskop, atau Gramedia, yang menjadi tujuan utama pengunjung. Berikan sedikit privilege agar main anchor mau membuka di area perumahan.

"Berikan harga miring atau diskon kepada anchor tennant, rugi sedikit tidak apa-apa karena dapat menarik orang dan akan  meningkatkan nilai investasi," katanya.

g. Lokasi
Saat ini lokasi tidak harus di tengah kota karena banyak developer properti sukses mengembangkan properti di pinggiran. Faktor penting adalah aksesibilitas menuju area properti, bangunlah jalan yang lebar agar mempermudah akses masuk.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar